MENGAMATI 2 FENOMENA DALAM MASYARAKAT AKIBAT MURAHNYA TARIF PULSA TELEPON SELULER

turun naik


Tit. Tit. Tit .Handphone Bu Anas berbunyi, bunyi khas bila ada SMS masuk. Kami yang sedang mengobrol, tersela sebentar. Bu Anas mengambil handphone dari tas-nya dan membuka. “Bue, tolongke kirimkan pulsa 20 rb aja. Segera ya. Bon dulu. Makasih.” Itulah kiriman SMS dari pelanggan Bu Anas. Bu Anas menerima pembelian pulsa untuk semua provider dari teman-temannya, dari berbagai kalangan mulai dari teman-teman guru, wali murid, sampai teman-teman selingkungan rumahnya.

Di usianya yang 65 tahun, Bu Anas memang masih aktif. Selain mengajar di sebuah sekolah tingkat SD dan SMP untuk pelajaran budaya, beliau juga terlibat aktif di kegiatan gereja. Jadi tidak heran bila kenalannya amat banyak. Melihat dari kebutuahan lingkungan pergaulannya inilah maka Bu Anas terpikir untuk menjual pulsa seluler. Awalnya beliau tidak tertarik dengan tawaran adiknya yang mengajaknya untuk berbisnis jual pulsa. Adiknya tinggal di Jakarta dan sedang berbisnis jual pulsa elektronik. Adiknya menawarkan Bu Anas untuk sambil mengisi waktu mendapatkan penghasilan tambahan dari bisnis ini. Awalnya Bu Anas tidak tertarik, namun kemudian mengamati bahwa teman-teman gurunya sering kali kehabisan pulsa dan kesulitan untuk bisa mengisi kembali selain karena waktu kerja, juga karena lokasi penjualan voucher yang jauh dari lokasi sekolah. Jadi bila ada yang perlu cepat, harus pinjam nomor teman lain.

Sudah setahun lebih usaha jual pulsa berjalan. Tiap bulan terjadi peningkatan penjualan, selain karena pelanggan meningkat juga pemakaian dari masing-masing pelanggannya jadi meningkat. Awalnya omset Bu Anas berkisar 500 ribu sebulan, kini sudah rata-rata satu juta dua ratus ribu rupiah. Menurut Bu Anas, awal-awal dulu penggunaan telepon rata-rata pelanggannya digunakan untuk keperluan pribadi saja, dan untuk hal-hal yang penting saja. “Kan masih mahal tuh pulsa waktu itu”, tambah Bu Anas. Tetapi belakangan ini beberapa pelanggan terutama pelanggan dari lingkungan sekolahnya memanfaatkan telepon mereka untuk bisnis tambahannya. Ada yang memasarkan produk MLM lewat handphone-nya, ada yang memasarkan produk asuransi, “pokoknya mereka sudah pakai handphone mereka untuk bisnis, dan hasilnya bisa terlihat kan mereka beli pulsa juga makin banyak dari saya.”. Pulsa yang murah membuat memulai bisnis juga menjadi murah, sehingga setiap orang yang mau bisa memulai bisnis sesuai pilihannya termasuk para guru tersebut.

Yang lebih menarik lagi menurut Bu Anas adalah tingkat penjualan pulsa nya di lingkungan rumahnya yang besar didominasi oleh pekerja rumah tangga. “Wah, mereka itu jor-joran sekali menelpon, sambil mengajak jalan anak asuhnya keliling kompleks, itu handphone tidak mati-mati. Mungkin itulah dampak murahnya pulsa telpon ya, jadi biaya datang ke rumah temannya atau mungkin ke keluarga mereka di kampung sama dengan kalo mereka ngobrol lewat handphone. He..he.. saya sih senang aja kan penjualan pulsa saya juga jadi meningkat”, ujar Bu Anas sambil tertawa.

Kedua hal di atas merupakan contoh fenomena sosial yang timbul sebagai dampak dari semakin murahnya tarif pulsa telepon seluler. Turunnya tarif dan turunnya harga telepon seluler membuat keduanya makin terjangkau oleh masyarakat berstrata ekonomi bawah dan tentunya akan memberi dampak bagi kehidupan mereka. Kedua hal ini akan dilihat lebih detail dengan alat analisa yang sedikit ilmiah di bawah ini.

Penjelasan Fenomena Banyak Yang Mulai Berbisnis Karena Murahnya Pulsa

Kasus guru yang mulai berbisnis didorong oleh pulsa murah di atas bila dilihat secara agak ilmiah adalah fenomena yang cukup masuk akal. Fenomena ini akan dilihat dengan Model Lima Kekuatan (Five Forces Model) dari Michael Porter. Dalam model ini ada dua kekuatan yang dipengaruhi oleh murahnya tarif pulsa yaitu kekuatan masuknya pendatang baru dalam industri dan kekuatan ancaman produk pengganti. Semakin kecil penghalang dalam industri (seperti modal yang kecil untuk memulai bisnis, hanya diperlukan kemampuan atau skill yang tidak terlalu tinggi untuk bisa memulai bisnis) maka akan semakin banyak calon pendatang baru yang masuk ke dalam industri tersebut, dan munculnya produk yang memiliki fungsi sama tapi dengan harga yang lebih murah atau lebih mudah digunakan maka akan segera menggantikan produk yang ada sebelumnya Demikianlah peran yang dibawa oleh fenomena semakin murahnya harga pulsa telepon seluler membuat penghalang bagi beberapa bisnis menjadi semakin berkurang dan menjadi alat/sarana alternatif untuk berbisnis.

Contohnya dalam bidang pemasaran yang dulunya dianggap sebagai pekerjaan yang membutuhkan waktu khusus (untuk bertemu calon pembeli secara face-to-face di suatu tempat dan waktu sesuai perjanjian) kini sudah terpatahkan oleh teknologi seluler yang membuat tenaga marketing bisa menghubungi calon pembeli kapan saja dan karena biaya pulsa yang murah membuat tenaga marketing bisa berbicara panjang lebar lewat telepon. Demikian juga calon pembeli bisa secara maksimal memanfaatkan momen tersebut tanpa terganggu karena harus berhadapan langsung dengan tenaga marketingnya.

Demikian juga bahwa untuk memasarkan suatu produk tenaga marketing perlu menyiapkan alat pemasaran (brosur, pamflet) dan biaya yang cukup (kendaraan, transportasi, fax, kunjungan), itupun sekarang terpatahkan karena bisa digantikan dengan sarana yang lebih efisien dan efektif yaitu melalui komunikasi handphone. Efisien karena segala informasi yang bisa disampaikan lewat hubungan tatap muka juga bisa disampaikan lewat komunikasi handphone, tetapi dengan biaya dan waktu yang lebih sedikit.

Dari uraian di atas tersirat bahwa semakin murahnya tarif pulsa telepon seluler mengurangi kesenjangan dan batasan bagi masyarakat bawah untuk masuk ke lingkaran bisnis yang ada di masyarakat. Peluang ini tentunya memberi alternatif potensi bagi mereka untuk meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Penjelasan Fenomena Tenaga Rumah Tangga yang Konsumtif Pulsa

Tenaga kerja rumah tangga merupakan pekerja sektor informal yang cukup banyak jumlahnya. Bila diamati di beberapa kota besar maka pola migasi penduduk desa ke kota salah satunya yang mayoritas adalah untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga ini. Mereka datang ke kota secara musiman dan sendiri, dengan meninggalkan keluarga kecil dan keluarga besarnya di desa. Mungkin pula anggota keluarga kecil atau besarnya juga tersebar di kota-kota lain untuk melakukan pekerjaan yang sama dengan mereka. Jadi selama satu – dua tahun ke depan mereka akan hidup terpisah, dan kesempatan bertemu hanya singkat ada pada saat tertentu saja seperti saat mereka pulang kampung di hari raya lebaran.

Adanya telepon seluler dengan tarif murah mengurangi kesenjangan komunikasi antara pekerja rumah tangga dengan keluarga mereka di kampung. Mereka mendapat sarana tambahan untuk berkomunikasi secara lebih sering dan intensif. Kondisi ini secara positif membuat mereka walaupun terpisahkan oleh jarak tetap bisa berkomunikasi, berinformasi dan saling memperhatikan satu dan lainnya. Secara psikologis, keadaan ini memberi ketenangan baik bagi pekerja rumah tangga yang meninggalkan keluarga (pasangan dan anak di kampung) maupun bagi keluarga di kampung karena mereka mengetahui bahwa orang yang mereka cintai dalam keadaan sehat waalfiat adanya. Dengan makin seringnya komunikasi maka mereka dapat mempertahankan hubungan emosional antar mereka.

Jadi fenomena ini tidak bisa semata hanya dilihat sebagai memberi dampak konsumtif tapi juga harus dilihat sebagai dampak sosial yang secara positif lebih mempererat hubungan antara keluarga pekerja rumah tangga yang terpisahkan oleh ruang dan waktu. Dampak konsumtif terimbangi oleh dampak sosial yang berupa keutuhan keluarga yang secara lokasi berjauhan.

Demikianlah dalam kasus ini pun tersirat bahwa semakin murahnya tarif pulsa telepon seluler mengurangi kesenjangan komunikasi bagi keluarga ekonomi bawah yang tinggal berjauhan. Komunikasi yang lancar dengan keluarga membuat pekerja rumah tangga dapat lebih berkonsentrasi pada pekerjaannya, dan kondisi ini tentunya membuat mereka jadi lebih berprestasi dalam bekerja. Dengan tetap bisa mempertahankan pekerjaannya itu maka mereka tetap dapat menjadi sumber penghasilan yang menghidupi keluarga mereka di kampung dan meraih cita-cita mereka di masa depan.

Jadi ternyata murahnya tarif pulsa telekomunikasi seluler yang diberlakukan oleh provider telekomunikasi seluler seperti XL memiliki dampak sosial yang cukup berarti bagi masyarakat kelas bawah. Tarif yang murah memberi kesempatan yang sama bagi masyarakat kelas bawah untuk turut menikmati kesempatan berbisnis dan bekerja yang ada dalam masyarakat. Kondisi ini berarti memberi kesempatan yang lebih dari sebelumnya bagi masyarakat kelas bawah untuk memperbaiki kualitas hidupnya.

Leave a comment