Tag Archive | #InternetnyaIndonesia

Manfaat Tak Terbatas Internetnya Indonesia: Mendekatkan Yang Jauh

Sejak remaja saya punya keinginan untuk berkunjung ke beberapa tempat di luar Indonesia.  Tempat pertama yang ingin saya kunjungi saat itu adalah Jepang.  Saya terkesima dengan keindahan lingkungan yang ditampilkan dalam film Oshin.  (Bagi yang belum tahu tentang film Oshin:  Oshin adalah serial tv Jepang yang menceritakan perjalanan hidup Shin Tanokura atau yang dipanggil Oshin dalam era Meiji sampai awal tahun 1980-an.  Oshin terpaksa bekerja keras dari sejak kecil sampai dewasa karena kondisi keluarganya yang miskin, namun di akhirnya Oshin sukses menjadi kaya berkat toko swalayan yang dikelolanya dan keluarganya.  Film ini diputar di stasiun TVRI sekitar tahun 1986 sampai tahun 1987.)  Rumah Jepang yang unik berbeda dengan rumah di Indonesia, dengan pintu geser, pembatas antar ruang dalam rumah yang tembus cahaya karena hanya menggunakan kertas-kertas tebal, ruang transisi tempat menanggalkan sepatu atau sandal sebelum masukan ruangan dalam, lantai yang dialasi tikar tebal, ruang tamu tanpa kursi sehingga mereka duduk di atas tikar.  Ditambah lagi pemandangan 4 musim: bunga sakura bermekaran di musim semi, perubahan warna daun di musim gugur, dan salju di musim dingin. 

Tempat kedua adalah negeri Cina.  Ini akibat pengaruh film kungfu dari Hong Kong yang menjamur di Indonesia tahun 1980-an sampai 1990-an dengan bintangnya Jackie Chen.  Pemandangan kuil Shaolin yang legendaris, istana kerajaan yang fenomenal, dan pemandangan gunung dan sungai yang indah.   Tempat ketiga untuk dikunjungi setelahnya adalah Amerika Serikat.  Dan ini pun juga berkat pengaruh film-film Hollywood yang saya tonton.

Waktu berjalan, tahun 2001 saya mendapat kesempatan untuk mengunjungi Hong Kong selama hampir 2 bulan.  Kebetulan saat itu sedang dipromosikan untuk menyambut event Olimpiade 2008 di Beijing sehingga ada kegiatan stamp rally dari Hong Kong Tourism Board untuk mengunjungi tempat-tempat wisata.   Kesempatan yang tidak saya sia-siakan untuk mengunjungi beberapa tempat yang dapat mewakili kerinduan saya terhadap wajah negeri Cina dahulu: biara Po Lin dengan patung Buddha Besar atau Buddha Tian Tan di pulau Lantau, Yaumatei Tin Hau Temple untuk melihat kegiatan keagamaan di sana, dan Sik Sik Yuen Wong Tai SinTemple.  Selain juga mengunjungi tempat-tempat wisata modern di sana seperti musium Madame Tussauds dimana sempat berfoto dengan Jackie Chen walaupun dalam bentuk lilinnya, Peak Tower, Hong Kong Museum of Coastal Defense, dan Hong Kong Space Museum.  Satu dari tiga keinginan saya paling tidak sudah bisa terpenuhi walaupun belum di daratan Cina nya.

Tahun 2012 saya mendapat kesempatan untuk mengunjungi negara Paman Sam tepatnya ke kota San Fransisko selama hampir 2 bulan.  Kesempatan yang sangat berharga ini juga saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menikmati gaya hidup Amerika.  Makan burger, pizza, burrito, dan taco.  Di sini pula saya berkenalan dengan roti bagel yang di kantor sana disajikan untuk makan pagi bersama setiap hari Jumat.  Kesan pertama, wah ini keras rotinya, tetapi setelah dimakan hmm ketagihan.  Gaya hidup lain yang saya nikmati adalah berjalan kaki di udara yang dingin segar dengan menggunakan jaket tebal dan sarung tangan sambil melihat nafas sendiri keluar dari mulut seperti asap, menikmati mengantri dengan sabar tanpa menggerutu, dan ke kantor dengan pakaian kasual.  Tak ketinggalan tentunya mengunjungi ikon dari San Fransisko yaitu berjalan menyelusuri sepanjang jembatan gantung Golden Gate, melihat aktivitas singa laut dan menikmati kuliner pantai di dermaga PIER 39 dan Fisherman’s Wharf, berkunjung ke pulau Alcatraz yang terkenal sebagai penjara pulau super ketat yang saya ketahui lewat film The Rock yang dibintangi oleh Sean Connery dan Nicolas Cage, lalu mengunjungi Lombard Street untuk membuktikan jalanan curam dengan 8 belokan tajam yang terkenal itu, serta pastinya berkeliling di sekitar Silicon Valley untuk melihat-lihat kantor perusahaan-perusahaan terkenal di sana seperti Google, Cisco, Intel, AMD, Palo Alto, Texas Instrument, dan lain-lain.  Dua dari tiga keinginan saya sudah terpenuhi di tahun itu.

Tahun 2021 di masa pembatasan mobilitas karena pandemi Covid-19, saya memiliki kesempatan yang lebih banyak dari segi waktu karena kondisi WFH (work from home) terutama dari waktu yang bila WFO digunakan untuk perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya yang rata-rata menghabiskan 3 jam seharinya.  Thanks to inovasi dan teknologi yang ada maka pembatasan mobilitas tersebut bisa diatasi dengan mode kunjungan virtual.  Maka di tahun itu saya akhirnya, di waktu senggang yang ada, bisa melunasi keinginan saya dengan mengunjungi Jepang.  Saya bisa mengunjungi patung Buddha Besar di Kamakura, reruntuhan sisa bom Atom di Hiroshima, menikmati pemandangan pegunungan dengan aneka warna daun di Nikko, bunga sakura bermekaran hingga berubah warna dan gugur di Tokyo, dan Kuil Seribu Gerbang di Kyoto.  Semua itu saya kunjungi secara virtual lewat link https://www.touropia.com/explore/japan/ , https://www.japan.travel/id/id/360-japan-virtual-tour/, https://secure.panoramic.graphics/publicvr/makidou/ , dan https://www.jrailpass.com/blog/japan-virtual-travel .  Memang ada yang berbeda antara kunjungan fisik dan kunjungan virtual, ada plus dan minusnya.  Pada kunjungan fisik, seluruh panca indera bisa merasakan sensasi yang ada di lokasi.  Sementara pada kunjungan virtual terfokus pada indera penglihatan dan pendengaran.  Kelebihan dari kunjungan virtual adalah spot yang ada bisa dinikmati secara lebih detil terutama melalui fasilitas zoom dan juga karena tidak dibatasi waktu berkunjung dan kunjungan bisa dilakukan berulang-ulang.  Belum lagi lewat pandangan dari atas (top view) yang hanya bisa didapatkan di virtual tour.  Namun keduanya mengekalkan bahwa saya sudah sah mengunjungi tempat-tempat tersebut.  Ketiga tempat yang saya idamkan sudah bisa saya kunjungi.

Ternyata kunjungan virtual ini memungkinkan saya mengunjungi lebih banyak tempat lagi di seluruh dunia (https://www.touropia.com ) maupun di Indonesia sendiri (https://indonesiavirtualtour.com/ ).  Kunjungan virtual ini juga bisa mengembalikan kenangan saya pada kunjungan sebelumnya termasuk kunjungan fisik saya di Hong Kong dan San Fransisco.  Benar-benar terasa Manfaat Internet bagi saya dengan mengatasi pembatas-pembatas yang ada dimana salah satunya membuat yang jauh menjadi dekat  yang memungkinkan saya melakukan kunjungan virtual.  Untuk saya, hal ini dimungkinkan karena adanya layanan internet IndiHome dari Telkom Indonesia.  Saya sudah menggunakan IndiHome sejak tahun 2018 dan cukup puas dengan kualitas layanan yang diberikan.  Terbukti selama kunjungan virtual yang saya lakukan walaupun pada video 360 dengan resolusi HD pergerakannya tetap mulus dan lancar.  Berkatnya saya makin senang melakukan perjalanan virtual dan semakin banyak tempat yang sudah saya kunjungi.  Terima kasih IndiHome, terima kasih Internetnya Indonesia.

 #InternetnyaIndonesia #AktivitasTanpaBatas #IndiHomeBlogCompetition2022